I
Filsafat Pengetahuan
Pendidikan dan Logika Berpikir
Pendidikan di Indonesia dianggap telah gagal
memainkan perannya dalam proses pencerdasan output.
Hal ini terjadi karena ketidakmampuannya dunia pendidikan dalam membentuk
dimensi kualitatif peserta didik dan juga rendahnya dunia pendidikan dalam
menumbuhkan kreativitas berpikir peserta didik.
Dalam dunia pekerjaan, faktanya ketika output yang brilian masuk ke dunia
kerja, orang tersebut hanya dapat menyelamatkan dirinya sendiri dan ia
kehilangan niat untuk meningkatkan kreativitas berpikir. Inilah yang
mengakibatkan pendidikan di Indonesia tidak pernah berbanding lurus antara
profesi yang dimiliki dengan pekerjaan yang digeluti.
Mengapa Filsafat Pengetahuan?
Beralih berbicara mengenai Filsafat Pengetahuan. Ada
yang beranggapan bahwa Filsafat Pengetahuan diidentikkan dengan Ilmu Filsafat. Mata
kuliah ini mengkaji perkembangan ilmu, karakter keilmuan dari zaman ke zaman
dan bagaimana masing-masing karakter dimaksud berpengaruh dan dipengaruhi
budaya dan peradaban yang mengitarinya.
Mulai Plato di era Yunani Kuno sampai Al-Kindi di
Mediterania, batas antara filsafat dan ilmu pengetahuan boleh disebut hampir
tidak ada. Dalam perkembangan selanjutnya, filsafat dan ilmu berpisah. Wilayah kajian
filsafat lebih sempit dibandingkan dengan wilayah perkembangan ilmu
Mengapa Ditulis dalam Bentuk
Novelat
Pertama, metode berpikir itu, menuntut kerja keras.
Tulisan dalam bentuk novelat itu, pasti sedikit banyak meringankan cara kerja
orang dalam bentuk berpikir, minimal ketika mereka membaca dan mendiskusikan
sesuau yang tersaji dalam bidang ini. Kedua, novelat merupakan tulisan-tulisan
yang ringan, mudah dicerna namun memiliki efek besar. Ketiga, secara historis,
ilmu terlahir karena filsafat. Persoalannya, filsafat lahir karena apa?
Ternyata, filsafat lahir karena budaya sastra, budaya seni, dan budaya frasa
rakyat.
II
Gerak Dinamik Dari Mitos ke Logos
Evolusi Ilmiah
Ilmu yang dikembangkan manusia, dari dulu hingga
sekarang, terus menerus, melahirkan teknologi baru, salah satunya adalah
teknologi informasi. Inilah salah satu anak turunan dari ilmu. Ilmu lahir
karena adanya filsafat. Ilmu melahirkan anak baru yang bernama teknologi.
Ilmu jika mengutip Kuhn, selalu memperhitungkan
perspektif yang bersifat subjektif dan tidak selalu mengharuskan untuk selalu
objektif. Semua kesimpulan objektif, akhirnya didirikan atas unsur-unsur
subjektif. Atau serendahnya, dimensi subjektivisme memengaruhi objektivisme.
Inilah yang melahirkan teori kebenaran intersubjektif
atau interobjektif.
Evolusi Mistik
Di zaman modern ini, masih banyak masyarakat kampung
yang beranggapan bahwa hari Kamis yang malamnya masuk malam Jumat Kliwon, dianggap
masyarakat bahwa ada dedemit, dewa, dan arwah yang menyapa manusia di bumi.
Dedemit dalam hal ini dimaksud yang suka menakuti manusia. Pada malam ini juga,
banyak masyarakat yang melakukan pengusiran ruh jahat melalui pembakaran
kemenyan dan berbagai macam bunga lainnya. Ada juga yang membaca surah yasin
atau surah lain yang ada di Al-Qur-an. Banyak tokoh masyarakat yang menganggap
bahwa mistik dikaitkan dengan agama. Namun dalam hal ini, bukan berarti mistik
disamakan dengan agama. Keduanya berbeda. Jika harus disamakan, hal itu hanya
terletak dalam konteks relevansi objek kajian.
Mistik belum mampu diempiriskan dan sulit
dirasionalkan, apalagi diukur. Padahal persyaratan untuk disebut ilmiah, lawan
dari mistik, membutuhkan apa yang disebut rasionalitas, empirisme, dan
keterukuran. Mistik mengandung makna memberi pemahaman akan adanya kepercayaan
atas kemampuan sebagian manusia untuk dapat melakukan kontak langsung dengan
Tuhan. Dalam kasus tertentu, mistik
sulit dipisahkan dari perilaku hidup sehari-hari masyarakat Indonesia. Apa yang
berbau mistik, menjadi kegiatan rutin yang sulit dihindari.
Menelusuri Evolusi Mistik Yunani
Kuno
Mengapa hanya Yunani yang menjadi rujukan soal
mistik? Bukankah banyak daerah dan banyak negara di dunia? Padahal Yunani Kuno
sama seperti negara-negara lain dibelahan dunia, yang banyak memiliki mistik.
Hanya saja, mite di Yunani berkembang jauh lebih kencang, dibandingkan mite di
belahan negeri dan benua mana pun di dunia. Mite di Yunani lebih banyak
berbicara tentang alam semesta dan bagaimana alam ini diciptakan oleh sang
pencipta. Yunani berhasil membuat legenda penuh mistik. Inilah kelebihan mistik
Yunani Kuno.
Sedikit berbeda dengan bangsa lain, Yunani Kuno
mampu melakukan usaha serius dan sistematis dalam menyusun mythe yang diceritakan rakyat menjadi satu keseluruhan kajian
sistematik. Dalam banyak kasus, kemajuan barat secara filosofis, adalah
kemajuan Yunani.
Lahirnya Yunani Kuno sebagai pusat peradaban dunia
di zamannya, mistik pada akhirnya menjadi peletak dasar bagi penumbuhan budaya
ilmiah. Yunani Kuno mendeskripsikan situasi ini menjadi kekuatan ilmu
pengetahuan, salah satunya melalui keterampilan pemikiran Socrates, Plato, dan
Aristoteles.
III
Evolusi Ilmu
Evolusi Ilmiah
Masih dengan perasaan dan rasa penasaran yang sama.
masih mempertanyakan apa yang menyebabkan Yunani sangat dikagumi dunia sebagai
peletak dasar lahirnya filsafat, bahkan ilmu pengetahuan. Jawabannya adalah
karena Yunani memiliki dua generasi besar, yakni Pra Socrates (era
transisional) dan fase Socrates itu sendiri (kemapanan ilmiah). Pada era
pra-Socrates unsur-unsur mite masih sangat memengaruhi sekalipun upaya
observasional sudah mulai dilakukan, sedangkan di era Socrates, aspek observasi
ini telah menjadi sesuatu yang kuat dan mapan sehingga mitologi hilang. Para
pemikir ulung yang mengkaji tentang asal usul alam semesta, sebelum lahirnya
Socrates, Plato, dan Aristoteles dikenal dengan istilah filsuf Pra-Socrates.
Filsuf yang berupaya melakukan re-thinking terhadap mitos Yunani, misalnya
terlihat dari: Thales, Anaximandros, Anaximenes, Phytagoras, Xenophanes,
Heraclitus, Anaxagoras, Leuxippos, dan Democritus.
Hal terpenting dari apa yang dihasilkan era
pra-Socrates adalah penempatan bumi sebagai pusat dinamika alam, dan upaya
untuk memberi pemikiran, bahwa manusia memiliki peran penting dalam
memperspektif bumi.
Ilmu dan Moral Praktis
Keteguhan Socrates,
Plato, dan Aristoteles telah menyebabkan Yunani berdiri kokoh sebagai pusat
perkembangan ilmu dan peradaban dunia. Tiga tokoh ini, di kalangan masyarakat
dikenal sebagai figur yang mampu mengubah mite menjadi ilmu pengetahuan
praktis.
Socrates disebut sebagai orang yang paling bijak. Socrates
merupakan filsuf praktis bukan teoritis. Ia merupakan sosok pencari kebenaran
mutlak.
Lalu selanjutnya ada Plato, ia dikenal sebagai
matematikawan dan murid Socrates yang paling brilian. Ia mendirikan akademi
Platonik di Athena, Yunani untuk menjadi laboratorium perkembangan ilmu
pengetahuan. Inilah pendidikan tinggi pertama yang ada di Barat. Universitas
ini memiliki murid cemerlang yaitu yang bernama Aristoteles. Plato adalah
penulis produktif yang kematiannya datang saat dia sedang menulis juga. Plato
semasa hidupnya telah menyumbangkan kepada dunia dalam bentuk pikiran. Karya
pertama Plato berjudul Republik. Buku
ini menggambarkan tentang bentuk pemerintahan yang baik bagi Athena.
Selanjutnya ada Aristoteles, ia adalah penulis
produktif dalam bidang fisika, matematika, puisi, logika, biologi, politik
pemerintahan, etnis, retorika, dan astronomi. Aristoteles juga berhasil
mendirikan Perguruan Tinggi, ia dibantu dengan salah satu muridnya yang bernama
Alexander Agung. Perguruan Tinggi tersebut bernama Lyceum.
Pemikiran tiga filsuf ini sangat popular di tengah
kehidupan manusia, karena corak berpikir mereka yang dialektik, spekulatif,
imajinatif, radikal, dan sistematik dalam persoalan ketuhanan, kemanusiaan dan
kealaman, ternayta menobatkan mereka sebagai sosok pemikir agung. Yang menjadi
pernyataan adalah menagapa filsuf Yunani Kuno lebih popular dibandingkan filsuf
dari negara lain? Alasannya karena mereka sangat intens melakukan rasionalisasi
tehadap apa yang disebut mistik menjadi ilmu pengetahuan.
Peran sastra dalam Mentransformasi
Ilmu
Negeri Yunani memiliki tradisi kesusastraan bernilai
tinggi. Misalnya, mereka memiliki amtsal-amtsal,
dongeng-dongeng dan teka-teki yang cukup kaya kemudian didesain dalam
bentuk sastra tadi sehingga mudah dipahami masyarakat. Contohnya karya Homeros,
ini merupakan karya tertua di dunia. Karya ini disebut karya kesusatraan klasik
dan menjadi peletak dunia seni temporer dengan pengaruh besar bagi dunia Barat
dan Eropa. Homerus dikenal di Yunani dengan sebutan Homer. Melalui karya sastra
tersebut, pemikiran Yunani yang sudah mulai ilmiah tersosialisasi dan bahkan
terinternasionalisasi oleh apa yang disebut karya sastra. Yunani juga merupakan
negeri pertama yang menginternasionalisasi ilmu pengetahuan.
IV
Masa Kegelapan Baru
Ilmu di Era Kristen Awal
Sebelum Islam mejadi sebuah sistem ajaran,
Kristenlah yang masuk pertama kali ke kubangan dunia, termasuk dalam kubangan
ilmu pengetahuan. di era awal Kristen, para filsuf selalu merasa berat
menghadapi kaum gereja, karena Kristen di periode awal sangat elitis dan
ideologis, sehingga tidak ada ruang kritis yang bersifat dialogis.
Filsafat Yunani Kuno dianggap arus umat Kristen Awal
sebagai ajaran sekuler dan sekaligus paganistik yang jauh dari nilai-nilai
Kristiani dan Ketuhanan di dalamnya. Dan
pudarnya kekuasaan Romawi juga menjadi isyarat datangnya tahapan baru, yaitu
filsafat dan ilmu harus mengabdi kepada agama.
Sepercik
Kesadaran
Di kalangan Kristen, upaya penyelamatan dinamika
filosofi Yunani tetap ada, walaupun dalam jumalah yang sangat sedikit. Di era
Kristen Awal ini, adanya kecenderungan meninggalkan pemikiran Aristoteles.
V
Cahaya Baru di Mediterania
Mediterania
Mediterania adalah suatu wilayah di kawasan Laut
Tengah, yang dihuni masyarakat Afrika Utara dan Timur Tengah. Wilayah ini
berbatasan dengan sebuah laut yang oleh para ahli diberi nama Mediterania. Mediterania
berarti negeri daratan tengah yang berada di antara laut yang posisinya
menghubungkan antara benua di dunia. Posisinya terletak di antara Eropa sebelah
Utara, Afrika di sebelah Selatan dan Asia di sebelah Timur. Lautan ini, di masa
lalu menjadi jalur lalu lintas tersibuk
, karena semua jalur perdagangan melitas wilayah ini. Wilayah ini
menjadi pusaran bisnis di dunia, karena wilayah ini dianugerahi oleh Allah
dengan limpahan Sumber Daya Alam yang begitu melimpah.
Karakter
Dasar Mediterania
Melalui dunia baca dan tulis, komunikasi ilmiah
dapat dilakukan sekalipun letaknya saling berjauhan. Melalui pena itu, jarak
tidak lagi menjadi penghalang untuk terjadinya transformasi ilmu. Pena bahkan
digambarkan tak ubahnya seperti lisan yang berbicara. Allah menyatakan bahwa
dirinyalah yang telah menciptakan manusia dari ‘alaq, kemudian mengajari manusia dengan perantara qalam. Inilah yang menjadi pintu awal
lahirnya pemikiran ilmiah masyarakat Muslim di Mediterania.
Watak
Ilmiah Mediterania
Filsuf dan Ilmuwan Indonesia telah menyimpulkan
bahwa komunitas Muslim Mediterania, menjadi pengembang pemikiran filosofis
masyarakat Yunani Kuno. Ajaran Islam pada masa ini dianggap ambigu karena
pemikiran filosofi yang banyak dipengaruhi pikiran paganisme Yunani Kuno dan
pikiran filosofi Kristen Awal.
Tuhan didefinisikan kaum Muktazilah yaitu Dzat yang
mengetahui hal-hal yang tidak diketahui, kehendak-Nya. Muktazillah adalah salah
satu aliran teologi Islam. Pemikiran muktazillah dianggap telah berlebihan
dalam menggunakan fungsi akal manusia. Kaum muktazilah dituduh lebih baik
menggunakan akal dibandingkan menggunakan tradisi kenabian. Inilah yang
menyebabkan mereka dianggap kaum bebas diabndingkan dengan umat muslim yang
lain.
Pemikir
Brilian Muslim Mediterania
Abu Nasr Muhammad bin Muhammad Ibnu Turkhan Ibnu
Uzlaq Al Farabi atau dikenal dengan sebutan Al Farabi. Ia adalah seorang filsuf
Muslim yang dikenal sebagai sosok yang arif. Salah satu karyanya memuat soal
kemanusiaan seperti akhlak (etika) terhadap intelektual, politik, dan seni. Ia
dikenal sangat mencintai filsafat Plato dan mengombinasinya dengan filsafat
Aristoteles.
Lalu selanjutnya ada Abu ‘Al al-Husayn bin Abdullah
bin Sina atau dikenal dengan nama Ibnu Sina (Timur Tengah) dan Avicenna
(Barat). Ia merupakan dokter pertama di dunia. Ia dikenal sebagai Bapak
Pengobatan Modern melalui karyanya magnum
opus-nya berjudul Qanun fi Thib.
Berikutnya ada Abu Bakar Muhammad bin Zakaria
al-Razi, atau dikenal dengan sebutan al Razi (Arab) dan Rhazes (Barat). Ia dikenal
sebagai seorang kesehatan, karena kemampuannya dalam mengobservasi jenis-jenis
penyakit dan berbagai obat yang harus diberikan kepada pasien.
Selanjutnya ada Ibnu Haitam. Ia adalah orang pertama
yang merumuskan bahwa seberkas cahaya dalam menembus suatu medium, mengambil
jalur yang termudah dan tercepat. Ia juga orang yang mengumumkan hukum inertia (kelembaman).
Berkat hadirnya para filsuf tadi, telah
mengakibatkan lahirnya sejumlah pemikiran yang sangat luar biasa, bukan saja
untuk dunia Islam, tetapi juga untuk dunia pada umumnya. Hal itu bisa dilihat
dari, nasib ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani tidak seburuk seperti yang
dialami pada masa Kristen Awal. Islam bahkan telah dikesankan menjadi
penyelamat dan sekaligus pengembang filsafat dan ilmu Yunani.
Produk
Metodologi Muslim Mediterania
Lahirnya filsuf Muslim mulai dari Ibnu Sina, Al
Farabi, Al Razi, dan Ibnu Rusyd, menjadi contoh nyata bahwa metodologi telah
dipengaruhi para pemikir Muslim. Sebagai contoh, pendekatan bayani yang disebut sebagai metodologi
periode awal, berhasil melahirkan sejumlah produk hukum Islam (fiqih Islam) dan
bagaimana mereka menghasilkan hokum dimaksud (ushul fiqh) dengan berbagai variasinya. Lalu yang kedua pada
pendekatan burhani, yang mampu
menyusun cara kerja keilmuan dan mampu melahirkan sejumlah teori dan praksis
ilmu. Kemudian yang ketiga ada metodologi dan pendekatan irfani, yang mampu menyusun dan mengembangkan ilmu-ilmu kesufian.
Pudarnya Tradisi Ilmiah Muslim
Mediterania
Setelah umat Islam berhasil menjalankan perannya
yang cukup penting dalam filsafat dan ilmu pengetahuan, akhirnya umat Islam
meninggalkan tradisi leluhurnya yang agung. Trdaisi itu salah satunya adalah
kesanggupan dalam mengakses dan mengadaptasi filsafat dan ilmu pengetahuan
didalamnya.
Seiring dengan menurunnya minat masyarakat terhadap
pengembangan ilmu pengetahuan bahkan melakukan penolakan terhadap filsafat,
dunia Barat mengambil manfaat dari kekalahannya pada Perang Salib untuk
mengambil ilmu dan peradaban yang dibangun masyarakat Mediterania.
VI
Barat Modern dan Tradisi Teknikisme
Masuknya Tradisi Ilmu ke Dunia
Barat
Barat maju karena filsafat Averros (Ibnu Rusyd) yang
masuk ke Eropa melalui Cordova, Spanyol. Selama hampir 500 tahun dunia Islam
disana, dan hampir tidak ada bangsa Spanyol yang masuk Islam. Masuknya filsafat
Ibnu Rusyd yang Aristotalian ke dunia Barat, munculah Renaissance (abad ke-16), gerakan Aufklarung dan Revolusi Industri (abad ke-18). Melalui dua gerakan ini, filsafat masuk ke masa revolusioner
dengan tahapan baru yang sangat modern meski terkesan vulgar-positivistik dan
cenderung ateistik.
Ibnu Rusyd, berhasil mengubah mindset masyarakat Barat untuk memiliki kesadaran empiris.
Kesadaran empiris inilah yang menyebabkan manusia berbuat dan bertindak.
Ilmu
dan Paradigma Barat
Tanpa adanya dunia Islam, Eropa dan Barat umumnya
tidak akan mengenal peradaban. Lahirnya Renaissance
dan Aufklarung serta revolusi
industri merupakan wujud nyata dunia Islam dalam memberikan andil atas kemajuan
mereka.
Ada dua faktor yang menyebabkan Barat dan Eropa
mengenal peradaban. Faktor itu adalah:
1)
masuknya filsafat Ibnu Rusyd yang Aristotalian dengan sendirinya membawa serta
pemikiran filsuf lain di generasi sebelum
Rusyd.
2)
ketika terjadi perang salib selama kurang lebih 3 abad di Timur Tengah, umat
Islam
tidak kalah oleh masyarakat
Kristen. Dari 13 kali perang, umat islam hanya kalah 3
kali, itu pun tidak fatal.
Bangsa Barat dan Eropa yang jauh dari ilmu, baru
belajar peradaban saat perang salib. Oleh karena itu, tidak heran jika corak,
sifat, dan karakter keilmuan Barat temporer cenderung sekuler. Namun, akibat
lahirnya keilmuan Barat yang sekuler, ilmu dan teknologi berkembang dengan
pesat.
Capaian
Barat dalam Dunia Ilmu
Dalam hal ini, tradisi ilmuwan Muslim dan dunia
barat berbeda, karena dunia Barat membangun peradaban, salah satu contohnya
yaitu filsafat Ibnu Rusyd yang mengabadikan “keperkasaan” Yunani Kuno yang
tidak apresiatif terhadap masyarakat Muslim, kecuali dalam jumlah dikit.
Yunani Kuno terus memengaruhi peradaban Barat. Hal
ini terlihat dari karya seni, desain bangunan, dan karya sastra yang terus
dihasilkan oleh bangsa Barat. Dalam hal ini, Islam tak luput memberi apresiasi
dan juga menjadi penyelamat filsafat Yunani Kuno. Islam juga menempatkan mereka
dalam supremasi peradaban dunia.
VII
Sejarah yang Hilang
Tidak
Perlu Disembunyikan
Dunia Islam telah tertinggal jauh dibandingkan dunia
Barat yang Kristen, dan agama lain yang ada di dunia ini, baik pada aspek
politik, ekonomi, kebudayaan, bahkan peradaban. Ilmuwan muslim ternyata berbeda
dengan epistemologi sebelumnya, baik pada Kristen awal maupun pada Yunani Kuno.
Fakta menunjukkan bahwa umat Islam mengambil sikap kompromistik dalam bingkai
sains dan kemudian Barat mengambilnya dengan sikap keilmuan, seperti Yunani
Kuno.