Pelajar Menjadi Budak Televisi, Salah Siapa?
Menghabiskan
waktu di depan layar televisi merupakan hal yang biasa terjadi. Namun, tak
seharusnya hal ini terjadi pada anak-anak yang masih sekolah, mereka harus bisa
meredam kebiasaan menonton televisi yang tidak mengenal waktu dan tidak boleh
berlebihan.
Kegiatan
menonton televisi memang bisa berpengaruh positif, seperti meningkatkan
pengetahuan dan memperluas pengetahuan.
Akan tetapi, ada pula dampak negatif yang ditimbulkan dari menonton
televisi, seperti kurangnya waktu untuk belajar, ketegangan saraf yang
menimbulkan kurangnya tidur dan istirahat, bahkan pola perilaku yang tidak
sesuai dengan norma sosial.
Hal
ini juga bisa berdampak pada penurunan prestasi akademiknya, dikarenakan mereka
lebih ingat dan hafal acara-acara yang ada di televisi, dibandingkan mata
pelajaran yang telah mereka pelajari. Ini terkesan sangat keliru dan memperkuat
akibat buruknya yang timbul pada diri anak.
Untuk
itu, peran orang tua harus lebih ekstra mengawasi anak dalam menonton
acara-acara yang ada di televisi, harus bisa memilah mana yang layak untuk
ditonton untuk anak. Hindarkan anak untuk menonton sinetron dan drama-drama
yang berhubungan dengan cinta-cintaan ataupun kekerasan. Karena jika anak
sering menonton sinetron dan drama-drama yang berhubungan dengan cinta-cintaan
ataupun kekerasan, maka anak bisa saja akan menirunya.
Anak
akan menghabiskan sebagian waktunya di rumah, dibandingkan di sekolah. Jadi,
televisilah salah satu penyebab anak menghabiskan waktunya di depan televisi.
Oleh sebab itu, peran orang tua sangatlah penting. Orang tua harus mengubah
jadwal jam anak di rumah, seperti kapan anak harus belajar, kapan anak harus
menonton televisi, kapan waktu makan, kapan waktu bermain, dan kapan waktu
untuk tidur.
Pengaturan
jadwal inilah yang harus diterapkan di rumah, melihat kondisi seperti inilah
tentunya tidak mudah bagi orang tua dalam mengatur anak-anak, tetapi perlu
tahapan-tahapan yang semakin lama anak akan semakin terbiasa. Hal ini perlunya
kesabaran dan para orang tua untuk tidak bosan selalu mengingatkan anaknya,
akan tetapi para orang tua jangan terlalu memaksakan, biarkan anak belajar
mematuhi aturan secara kesadaran sendiri. Karena penegakan disiplin tiap anak
selalu dengan berbeda-beda, tergantung pola pikir anak itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar