Sabtu, 16 Desember 2017

Pelajar Menjadi Budak Televisi, Salah Siapa?

Pelajar Menjadi Budak Televisi, Salah Siapa?
Menghabiskan waktu di depan layar televisi merupakan hal yang biasa terjadi. Namun, tak seharusnya hal ini terjadi pada anak-anak yang masih sekolah, mereka harus bisa meredam kebiasaan menonton televisi yang tidak mengenal waktu dan tidak boleh berlebihan.
Kegiatan menonton televisi memang bisa berpengaruh positif, seperti meningkatkan pengetahuan dan memperluas pengetahuan.  Akan tetapi, ada pula dampak negatif yang ditimbulkan dari menonton televisi, seperti kurangnya waktu untuk belajar, ketegangan saraf yang menimbulkan kurangnya tidur dan istirahat, bahkan pola perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial.
Hal ini juga bisa berdampak pada penurunan prestasi akademiknya, dikarenakan mereka lebih ingat dan hafal acara-acara yang ada di televisi, dibandingkan mata pelajaran yang telah mereka pelajari.  Ini terkesan sangat keliru dan memperkuat akibat buruknya yang timbul pada diri anak.
Untuk itu, peran orang tua harus lebih ekstra mengawasi anak dalam menonton acara-acara yang ada di televisi, harus bisa memilah mana yang layak untuk ditonton untuk anak. Hindarkan anak untuk menonton sinetron dan drama-drama yang berhubungan dengan cinta-cintaan ataupun kekerasan. Karena jika anak sering menonton sinetron dan drama-drama yang berhubungan dengan cinta-cintaan ataupun kekerasan, maka anak bisa saja akan menirunya.
Anak akan menghabiskan sebagian waktunya di rumah, dibandingkan di sekolah. Jadi, televisilah salah satu penyebab anak menghabiskan waktunya di depan televisi. Oleh sebab itu, peran orang tua sangatlah penting. Orang tua harus mengubah jadwal jam anak di rumah, seperti kapan anak harus belajar, kapan anak harus menonton televisi, kapan waktu makan, kapan waktu bermain, dan kapan waktu untuk tidur.
Pengaturan jadwal inilah yang harus diterapkan di rumah, melihat kondisi seperti inilah tentunya tidak mudah bagi orang tua dalam mengatur anak-anak, tetapi perlu tahapan-tahapan yang semakin lama anak akan semakin terbiasa. Hal ini perlunya kesabaran dan para orang tua untuk tidak bosan selalu mengingatkan anaknya, akan tetapi para orang tua jangan terlalu memaksakan, biarkan anak belajar mematuhi aturan secara kesadaran sendiri. Karena penegakan disiplin tiap anak selalu dengan berbeda-beda, tergantung pola pikir anak itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar