Senin, 18 Desember 2017

Filsafat Pengetahuan

I
Filsafat Pengetahuan
Pendidikan dan Logika Berpikir
Pendidikan di Indonesia dianggap telah gagal memainkan perannya dalam proses pencerdasan output. Hal ini terjadi karena ketidakmampuannya dunia pendidikan dalam membentuk dimensi kualitatif peserta didik dan juga rendahnya dunia pendidikan dalam menumbuhkan kreativitas berpikir peserta didik.
Dalam dunia pekerjaan, faktanya ketika output yang brilian masuk ke dunia kerja, orang tersebut hanya dapat menyelamatkan dirinya sendiri dan ia kehilangan niat untuk meningkatkan kreativitas berpikir. Inilah yang mengakibatkan pendidikan di Indonesia tidak pernah berbanding lurus antara profesi yang dimiliki dengan pekerjaan yang digeluti.
Mengapa Filsafat Pengetahuan?
Beralih berbicara mengenai Filsafat Pengetahuan. Ada yang beranggapan bahwa Filsafat Pengetahuan diidentikkan dengan Ilmu Filsafat. Mata kuliah ini mengkaji perkembangan ilmu, karakter keilmuan dari zaman ke zaman dan bagaimana masing-masing karakter dimaksud berpengaruh dan dipengaruhi budaya dan peradaban yang mengitarinya.
Mulai Plato di era Yunani Kuno sampai Al-Kindi di Mediterania, batas antara filsafat dan ilmu pengetahuan boleh disebut hampir tidak ada. Dalam perkembangan selanjutnya, filsafat dan ilmu berpisah. Wilayah kajian filsafat lebih sempit dibandingkan dengan wilayah perkembangan ilmu
Mengapa Ditulis dalam Bentuk Novelat
Pertama, metode berpikir itu, menuntut kerja keras. Tulisan dalam bentuk novelat itu, pasti sedikit banyak meringankan cara kerja orang dalam bentuk berpikir, minimal ketika mereka membaca dan mendiskusikan sesuau yang tersaji dalam bidang ini. Kedua, novelat merupakan tulisan-tulisan yang ringan, mudah dicerna namun memiliki efek besar. Ketiga, secara historis, ilmu terlahir karena filsafat. Persoalannya, filsafat lahir karena apa? Ternyata, filsafat lahir karena budaya sastra, budaya seni, dan budaya frasa rakyat.
II
Gerak Dinamik Dari Mitos ke Logos
Evolusi Ilmiah
Ilmu yang dikembangkan manusia, dari dulu hingga sekarang, terus menerus, melahirkan teknologi baru, salah satunya adalah teknologi informasi. Inilah salah satu anak turunan dari ilmu. Ilmu lahir karena adanya filsafat. Ilmu melahirkan anak baru yang bernama teknologi.
Ilmu jika mengutip Kuhn, selalu memperhitungkan perspektif yang bersifat subjektif dan tidak selalu mengharuskan untuk selalu objektif. Semua kesimpulan objektif, akhirnya didirikan atas unsur-unsur subjektif. Atau serendahnya, dimensi subjektivisme memengaruhi objektivisme. Inilah yang melahirkan teori kebenaran intersubjektif atau interobjektif.
Evolusi Mistik
Di zaman modern ini, masih banyak masyarakat kampung yang beranggapan bahwa hari Kamis yang malamnya masuk malam Jumat Kliwon, dianggap masyarakat bahwa ada dedemit, dewa, dan arwah yang menyapa manusia di bumi. Dedemit dalam hal ini dimaksud yang suka menakuti manusia. Pada malam ini juga, banyak masyarakat yang melakukan pengusiran ruh jahat melalui pembakaran kemenyan dan berbagai macam bunga lainnya. Ada juga yang membaca surah yasin atau surah lain yang ada di Al-Qur-an. Banyak tokoh masyarakat yang menganggap bahwa mistik dikaitkan dengan agama. Namun dalam hal ini, bukan berarti mistik disamakan dengan agama. Keduanya berbeda. Jika harus disamakan, hal itu hanya terletak dalam konteks relevansi objek kajian.
Mistik belum mampu diempiriskan dan sulit dirasionalkan, apalagi diukur. Padahal persyaratan untuk disebut ilmiah, lawan dari mistik, membutuhkan apa yang disebut rasionalitas, empirisme, dan keterukuran. Mistik mengandung makna memberi pemahaman akan adanya kepercayaan atas kemampuan sebagian manusia untuk dapat melakukan kontak langsung dengan Tuhan.     Dalam kasus tertentu, mistik sulit dipisahkan dari perilaku hidup sehari-hari masyarakat Indonesia. Apa yang berbau mistik, menjadi kegiatan rutin yang sulit dihindari.
Menelusuri Evolusi Mistik Yunani Kuno
Mengapa hanya Yunani yang menjadi rujukan soal mistik? Bukankah banyak daerah dan banyak negara di dunia? Padahal Yunani Kuno sama seperti negara-negara lain dibelahan dunia, yang banyak memiliki mistik. Hanya saja, mite di Yunani berkembang jauh lebih kencang, dibandingkan mite di belahan negeri dan benua mana pun di dunia. Mite di Yunani lebih banyak berbicara tentang alam semesta dan bagaimana alam ini diciptakan oleh sang pencipta. Yunani berhasil membuat legenda penuh mistik. Inilah kelebihan mistik Yunani Kuno.
Sedikit berbeda dengan bangsa lain, Yunani Kuno mampu melakukan usaha serius dan sistematis dalam menyusun mythe yang diceritakan rakyat menjadi satu keseluruhan kajian sistematik. Dalam banyak kasus, kemajuan barat secara filosofis, adalah kemajuan Yunani.
Lahirnya Yunani Kuno sebagai pusat peradaban dunia di zamannya, mistik pada akhirnya menjadi peletak dasar bagi penumbuhan budaya ilmiah. Yunani Kuno mendeskripsikan situasi ini menjadi kekuatan ilmu pengetahuan, salah satunya melalui keterampilan pemikiran Socrates, Plato, dan Aristoteles.
III
Evolusi Ilmu
Evolusi Ilmiah
Masih dengan perasaan dan rasa penasaran yang sama. masih mempertanyakan apa yang menyebabkan Yunani sangat dikagumi dunia sebagai peletak dasar lahirnya filsafat, bahkan ilmu pengetahuan. Jawabannya adalah karena Yunani memiliki dua generasi besar, yakni Pra Socrates (era transisional) dan fase Socrates itu sendiri (kemapanan ilmiah). Pada era pra-Socrates unsur-unsur mite masih sangat memengaruhi sekalipun upaya observasional sudah mulai dilakukan, sedangkan di era Socrates, aspek observasi ini telah menjadi sesuatu yang kuat dan mapan sehingga mitologi hilang. Para pemikir ulung yang mengkaji tentang asal usul alam semesta, sebelum lahirnya Socrates, Plato, dan Aristoteles dikenal dengan istilah filsuf Pra-Socrates. Filsuf yang berupaya melakukan re-thinking terhadap mitos Yunani, misalnya terlihat dari: Thales, Anaximandros, Anaximenes, Phytagoras, Xenophanes, Heraclitus, Anaxagoras, Leuxippos, dan Democritus.
Hal terpenting dari apa yang dihasilkan era pra-Socrates adalah penempatan bumi sebagai pusat dinamika alam, dan upaya untuk memberi pemikiran, bahwa manusia memiliki peran penting dalam memperspektif bumi.
Ilmu dan Moral Praktis
Keteguhan Socrates, Plato, dan Aristoteles telah menyebabkan Yunani berdiri kokoh sebagai pusat perkembangan ilmu dan peradaban dunia. Tiga tokoh ini, di kalangan masyarakat dikenal sebagai figur yang mampu mengubah mite menjadi ilmu pengetahuan praktis.
Socrates disebut sebagai orang yang paling bijak. Socrates merupakan filsuf praktis bukan teoritis. Ia merupakan sosok pencari kebenaran mutlak.
Lalu selanjutnya ada Plato, ia dikenal sebagai matematikawan dan murid Socrates yang paling brilian. Ia mendirikan akademi Platonik di Athena, Yunani untuk menjadi laboratorium perkembangan ilmu pengetahuan. Inilah pendidikan tinggi pertama yang ada di Barat. Universitas ini memiliki murid cemerlang yaitu yang bernama Aristoteles. Plato adalah penulis produktif yang kematiannya datang saat dia sedang menulis juga. Plato semasa hidupnya telah menyumbangkan kepada dunia dalam bentuk pikiran. Karya pertama Plato berjudul Republik. Buku ini menggambarkan tentang bentuk pemerintahan yang baik bagi Athena.
Selanjutnya ada Aristoteles, ia adalah penulis produktif dalam bidang fisika, matematika, puisi, logika, biologi, politik pemerintahan, etnis, retorika, dan astronomi. Aristoteles juga berhasil mendirikan Perguruan Tinggi, ia dibantu dengan salah satu muridnya yang bernama Alexander Agung. Perguruan Tinggi tersebut bernama Lyceum.
Pemikiran tiga filsuf ini sangat popular di tengah kehidupan manusia, karena corak berpikir mereka yang dialektik, spekulatif, imajinatif, radikal, dan sistematik dalam persoalan ketuhanan, kemanusiaan dan kealaman, ternayta menobatkan mereka sebagai sosok pemikir agung. Yang menjadi pernyataan adalah menagapa filsuf Yunani Kuno lebih popular dibandingkan filsuf dari negara lain? Alasannya karena mereka sangat intens melakukan rasionalisasi tehadap apa yang disebut mistik menjadi ilmu pengetahuan.
Peran sastra dalam Mentransformasi Ilmu
Negeri Yunani memiliki tradisi kesusastraan bernilai tinggi. Misalnya, mereka memiliki amtsal-amtsal, dongeng-dongeng dan teka-teki yang cukup kaya kemudian didesain dalam bentuk sastra tadi sehingga mudah dipahami masyarakat. Contohnya karya Homeros, ini merupakan karya tertua di dunia. Karya ini disebut karya kesusatraan klasik dan menjadi peletak dunia seni temporer dengan pengaruh besar bagi dunia Barat dan Eropa. Homerus dikenal di Yunani dengan sebutan Homer. Melalui karya sastra tersebut, pemikiran Yunani yang sudah mulai ilmiah tersosialisasi dan bahkan terinternasionalisasi oleh apa yang disebut karya sastra. Yunani juga merupakan negeri pertama yang menginternasionalisasi ilmu pengetahuan.
IV
Masa Kegelapan Baru
          Ilmu di Era Kristen Awal
Sebelum Islam mejadi sebuah sistem ajaran, Kristenlah yang masuk pertama kali ke kubangan dunia, termasuk dalam kubangan ilmu pengetahuan. di era awal Kristen, para filsuf selalu merasa berat menghadapi kaum gereja, karena Kristen di periode awal sangat elitis dan ideologis, sehingga tidak ada ruang kritis yang bersifat dialogis.
Filsafat Yunani Kuno dianggap arus umat Kristen Awal sebagai ajaran sekuler dan sekaligus paganistik yang jauh dari nilai-nilai Kristiani dan Ketuhanan di dalamnya.  Dan pudarnya kekuasaan Romawi juga menjadi isyarat datangnya tahapan baru, yaitu filsafat dan ilmu harus mengabdi kepada agama.
            Sepercik Kesadaran
Di kalangan Kristen, upaya penyelamatan dinamika filosofi Yunani tetap ada, walaupun dalam jumalah yang sangat sedikit. Di era Kristen Awal ini, adanya kecenderungan meninggalkan pemikiran Aristoteles.
V
Cahaya Baru di Mediterania
          Mediterania
Mediterania adalah suatu wilayah di kawasan Laut Tengah, yang dihuni masyarakat Afrika Utara dan Timur Tengah. Wilayah ini berbatasan dengan sebuah laut yang oleh para ahli diberi nama Mediterania. Mediterania berarti negeri daratan tengah yang berada di antara laut yang posisinya menghubungkan antara benua di dunia. Posisinya terletak di antara Eropa sebelah Utara, Afrika di sebelah Selatan dan Asia di sebelah Timur. Lautan ini, di masa lalu menjadi jalur lalu lintas tersibuk  , karena semua jalur perdagangan melitas wilayah ini. Wilayah ini menjadi pusaran bisnis di dunia, karena wilayah ini dianugerahi oleh Allah dengan limpahan Sumber Daya Alam yang begitu melimpah.
            Karakter Dasar Mediterania
Melalui dunia baca dan tulis, komunikasi ilmiah dapat dilakukan sekalipun letaknya saling berjauhan. Melalui pena itu, jarak tidak lagi menjadi penghalang untuk terjadinya transformasi ilmu. Pena bahkan digambarkan tak ubahnya seperti lisan yang berbicara. Allah menyatakan bahwa dirinyalah yang telah menciptakan manusia dari ‘alaq, kemudian mengajari manusia dengan perantara qalam. Inilah yang menjadi pintu awal lahirnya pemikiran ilmiah masyarakat Muslim di Mediterania.
            Watak Ilmiah Mediterania
Filsuf dan Ilmuwan Indonesia telah menyimpulkan bahwa komunitas Muslim Mediterania, menjadi pengembang pemikiran filosofis masyarakat Yunani Kuno. Ajaran Islam pada masa ini dianggap ambigu karena pemikiran filosofi yang banyak dipengaruhi pikiran paganisme Yunani Kuno dan pikiran filosofi Kristen Awal.
Tuhan didefinisikan kaum Muktazilah yaitu Dzat yang mengetahui hal-hal yang tidak diketahui, kehendak-Nya. Muktazillah adalah salah satu aliran teologi Islam. Pemikiran muktazillah dianggap telah berlebihan dalam menggunakan fungsi akal manusia. Kaum muktazilah dituduh lebih baik menggunakan akal dibandingkan menggunakan tradisi kenabian. Inilah yang menyebabkan mereka dianggap kaum bebas diabndingkan dengan umat muslim yang lain.
            Pemikir Brilian Muslim Mediterania
Abu Nasr Muhammad bin Muhammad Ibnu Turkhan Ibnu Uzlaq Al Farabi atau dikenal dengan sebutan Al Farabi. Ia adalah seorang filsuf Muslim yang dikenal sebagai sosok yang arif. Salah satu karyanya memuat soal kemanusiaan seperti akhlak (etika) terhadap intelektual, politik, dan seni. Ia dikenal sangat mencintai filsafat Plato dan mengombinasinya dengan filsafat Aristoteles.
Lalu selanjutnya ada Abu ‘Al al-Husayn bin Abdullah bin Sina atau dikenal dengan nama Ibnu Sina (Timur Tengah) dan Avicenna (Barat). Ia merupakan dokter pertama di dunia. Ia dikenal sebagai Bapak Pengobatan Modern melalui karyanya magnum opus-nya berjudul Qanun fi Thib.
Berikutnya ada Abu Bakar Muhammad bin Zakaria al-Razi, atau dikenal dengan sebutan al Razi (Arab) dan Rhazes (Barat). Ia dikenal sebagai seorang kesehatan, karena kemampuannya dalam mengobservasi jenis-jenis penyakit dan berbagai obat yang harus diberikan kepada pasien.
Selanjutnya ada Ibnu Haitam. Ia adalah orang pertama yang merumuskan bahwa seberkas cahaya dalam menembus suatu medium, mengambil jalur yang termudah dan tercepat. Ia juga orang yang mengumumkan hukum inertia (kelembaman).
Berkat hadirnya para filsuf tadi, telah mengakibatkan lahirnya sejumlah pemikiran yang sangat luar biasa, bukan saja untuk dunia Islam, tetapi juga untuk dunia pada umumnya. Hal itu bisa dilihat dari, nasib ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani tidak seburuk seperti yang dialami pada masa Kristen Awal. Islam bahkan telah dikesankan menjadi penyelamat dan sekaligus pengembang filsafat dan ilmu Yunani.
            Produk Metodologi Muslim Mediterania
Lahirnya filsuf Muslim mulai dari Ibnu Sina, Al Farabi, Al Razi, dan Ibnu Rusyd, menjadi contoh nyata bahwa metodologi telah dipengaruhi para pemikir Muslim. Sebagai contoh, pendekatan bayani yang disebut sebagai metodologi periode awal, berhasil melahirkan sejumlah produk hukum Islam (fiqih Islam) dan bagaimana mereka menghasilkan hokum dimaksud (ushul fiqh) dengan berbagai variasinya. Lalu yang kedua pada pendekatan burhani, yang mampu menyusun cara kerja keilmuan dan mampu melahirkan sejumlah teori dan praksis ilmu. Kemudian yang ketiga ada metodologi dan pendekatan irfani, yang mampu menyusun dan mengembangkan ilmu-ilmu kesufian.
Pudarnya Tradisi Ilmiah Muslim Mediterania
Setelah umat Islam berhasil menjalankan perannya yang cukup penting dalam filsafat dan ilmu pengetahuan, akhirnya umat Islam meninggalkan tradisi leluhurnya yang agung. Trdaisi itu salah satunya adalah kesanggupan dalam mengakses dan mengadaptasi filsafat dan ilmu pengetahuan didalamnya.
Seiring dengan menurunnya minat masyarakat terhadap pengembangan ilmu pengetahuan bahkan melakukan penolakan terhadap filsafat, dunia Barat mengambil manfaat dari kekalahannya pada Perang Salib untuk mengambil ilmu dan peradaban yang dibangun masyarakat Mediterania.
VI
Barat Modern dan Tradisi Teknikisme
          Masuknya Tradisi Ilmu ke Dunia Barat
Barat maju karena filsafat Averros (Ibnu Rusyd) yang masuk ke Eropa melalui Cordova, Spanyol. Selama hampir 500 tahun dunia Islam disana, dan hampir tidak ada bangsa Spanyol yang masuk Islam. Masuknya filsafat Ibnu Rusyd yang Aristotalian ke dunia Barat, munculah Renaissance (abad ke-16), gerakan Aufklarung dan Revolusi Industri (abad ke-18). Melalui dua gerakan ini, filsafat masuk ke masa revolusioner dengan tahapan baru yang sangat modern meski terkesan vulgar-positivistik dan cenderung ateistik.
Ibnu Rusyd, berhasil mengubah mindset masyarakat Barat untuk memiliki kesadaran empiris. Kesadaran empiris inilah yang menyebabkan manusia berbuat dan bertindak.
            Ilmu dan Paradigma Barat
Tanpa adanya dunia Islam, Eropa dan Barat umumnya tidak akan mengenal peradaban. Lahirnya Renaissance dan Aufklarung serta revolusi industri merupakan wujud nyata dunia Islam dalam memberikan andil atas kemajuan mereka.
Ada dua faktor yang menyebabkan Barat dan Eropa mengenal peradaban. Faktor itu adalah:
1) masuknya filsafat Ibnu Rusyd yang Aristotalian dengan sendirinya membawa serta
    pemikiran filsuf lain di generasi sebelum Rusyd.
2) ketika terjadi perang salib selama kurang lebih 3 abad di Timur Tengah, umat Islam
                tidak kalah oleh masyarakat Kristen. Dari 13 kali perang, umat islam hanya kalah 3
      kali, itu pun tidak fatal.
Bangsa Barat dan Eropa yang jauh dari ilmu, baru belajar peradaban saat perang salib. Oleh karena itu, tidak heran jika corak, sifat, dan karakter keilmuan Barat temporer cenderung sekuler. Namun, akibat lahirnya keilmuan Barat yang sekuler, ilmu dan teknologi berkembang dengan pesat.
            Capaian Barat dalam Dunia Ilmu
Dalam hal ini, tradisi ilmuwan Muslim dan dunia barat berbeda, karena dunia Barat membangun peradaban, salah satu contohnya yaitu filsafat Ibnu Rusyd yang mengabadikan “keperkasaan” Yunani Kuno yang tidak apresiatif terhadap masyarakat Muslim, kecuali dalam jumlah dikit.
Yunani Kuno terus memengaruhi peradaban Barat. Hal ini terlihat dari karya seni, desain bangunan, dan karya sastra yang terus dihasilkan oleh bangsa Barat. Dalam hal ini, Islam tak luput memberi apresiasi dan juga menjadi penyelamat filsafat Yunani Kuno. Islam juga menempatkan mereka dalam supremasi peradaban dunia.
VII
Sejarah yang Hilang
            Tidak Perlu Disembunyikan

Dunia Islam telah tertinggal jauh dibandingkan dunia Barat yang Kristen, dan agama lain yang ada di dunia ini, baik pada aspek politik, ekonomi, kebudayaan, bahkan peradaban. Ilmuwan muslim ternyata berbeda dengan epistemologi sebelumnya, baik pada Kristen awal maupun pada Yunani Kuno. Fakta menunjukkan bahwa umat Islam mengambil sikap kompromistik dalam bingkai sains dan kemudian Barat mengambilnya dengan sikap keilmuan, seperti Yunani Kuno.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar