Sabtu, 16 Desember 2017

Mengapa Nilai Lebih Dihargai Dibandingkan Kejujuran?

Mengapa Nilai Lebih Dihargai Dibandingkan Kejujuran?
Apa sih nilai itu? Nilai adalah skor untuk mengukur hasil kerja seorang pelajar dalam sebuah mata pelajaran untuk menentukan lulus atau tidaknya terhadap mata pelajaran tersebut. Lalu apa sih kejujuran itu? Kejujuran adalah sifat yang melekat pada diri seseorang, yang harus dijaga dan bernilai tinggi.
Diantara kalian pasti pernah ditanya “lebih baik nilai bagus tapi hasil ga jujur, atau nilai jelek tapi hasil usaha sendiri dengan jujur?”. Kalian pasti jawab “lebih baik nilai jelek tapi hasil sendiri dan mengerjakannya dengan jujur”. Guru atau dosen kalian juga pasti selalu bilang seperti ini kan? Nah, bener ga sih kalo kejujuran lebih dihargai? Yuk simak pembahasan di bawah ini.
Faktanya, guru ataupun dosen selalu membanggakan murid yang mendapatkan nilai tinggi atau bagus. Ketika peserta didik yang cerdas, saat mengerjakan soal ulangan, ia mengerjakan sendiri dan jujur mengisinya sesuai kemampuannya saja, akan tetapi pada akhirnya peserta disik yang cerdas itu, mendapatkan nilai jelek. Lalu di sisi lain, peserta didik yang kurang dalam hal akademik, saat mengerjakan soal ulangan, ia bertanya kepada teman, menyontek, dan searching dari internet, akan tetapi pada akhir pengumuman nilai, peserta didik yang kurang dalam hal akademik inilah yang mendapatkan nilai tinggi. Sebetulnya, guru ataupun dosen sudah mengetahui kemampuan asli si peserta didik, dilihat dari kesehariannya. Guru ataupun dosen selalu bilang, ketahuan mana yang hasil mengerjakan sendiri, dan mana yang hasil curang. Walau begitu, tetap saja guru ataupun dosen akan lebih membanggakan yang mendapatkan nilai tinggi dibandingkan melihat usaha yang sebenarnya, karena mereka beranggapan bahwa yang mendapatkan nilai tinggi mampu dalam mata pelajaran tersebut.
Apakah ini adil? Tentu tidak. Karena ini akan berdampak pada kecurangan. Semua orang terutama peserta didik pasti selalu ingin mendapatkan nilai yang tinggi di semua mata pelajaran, akhirnya ketika mereka merasa kesulitan dalam mengerjakan soal, jalan akhir yang mereka ambil adalah kerja sama bersama teman, menyontek, atau bahkan searching dari internet.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena mereka pikir, guru ataupun dosen akan lebih menghargai hasil dibandingkan usaha. Nilai akhir pun sangat berpengaruh terhadap dunia kerja. Karena banyak perusahaan yang mencari calon pekerja yang nilai ijazahnya tinggi, mereka lebih membutuhkan itu, dari pada skill. Padahal, nilai tinggi tidak menjamin ia cerdas. Karena di zaman sekarang ini, untuk berbuat curang ada banyak cara yang bisa dilakukan.
Oleh sebab itu, guru ataupun dosen harus lebih memerhatikan peserta didik. Jangan suka membanding-bandingkan antara yang mendapatkan nilai tinggi dan yang mendapatkan nilai rendah. Karena itu akan berakibat menurunnya rasa percaya diri dan malu dengan teman-teman yang lain karena ia mendapatkan nilai rendah. Sebaiknya guru ataupun dosen memberikan motivasi agar peserta didik semangat dalam belajar dan bisa meningkatkan prestasi akademiknya.

5 komentar:

  1. Kenapa setiap hari aku selalu menyadari bahwa kejujuran hanya sebatas kata-kata tanpa bukti, mereka berkata memilih seseorang yg jujur daripada tidak, tapi kenyataannya mereka memilih jalan yg salah untuk hasil tinggi, daripada cara yg benar untuk hasil yg tak seberapa, ego jauh lebih berharga daripada membuat perilaku kita menjadi lebih baik dari sebelumnya..

    Aku paling tidak menyukai kebohongan, tapi aku pernah melakukannya, setidaknya aku pernah bukan terus menerus mengulanginya hingga menjadi sebuah kebiasaan..

    Kak aku ingin bertanya, apakah kakak dulu pernah tidak jujur saat ulangan/ujian, dan apakah kakak berhenti dari cara yg tidak jujur itu, lalu kakak mencoba untuk tetap berada di pendirian kakak, untuk tetap bersikap jujur dalam setiap aktivitas kakak, tapi selalu saja hasilnya mengecewakan, apakah kakak sekarang masih teguh dengan pendirian kakak atau bagaimana, sekarang kakak menjadi apa?



    Kak tolong jawab ya jika masih aktif

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya membaca komentar anda ini, seakan akan yg nulis ini membenarkan perilaku curang. Klu hasilnya ttp mengecewakan walaupun jujur baik dalam mapel/pekerjaan ya mudah berarti itu bukan bidang anda, justru klu akhirnya gunakan cara curang itu pembodohan publik, sebab kota bukan bidangnya tapi maksakan diri utk bisa bidang itu. Jadi, janganlah jadi orang tersesat dan menghambakan dunia karena melakukan segala cara utk mencapai tujuan, ingat bro dunia cuman sementara lebih baik jujur saja walaupun pahit kenyataannya

      Hapus
    2. Tidak selamanya cara yang benar itu hasilnya tidak seberapa asal dia terus berusaha utk belajar, klu misalnya pas sekolah ingin dpt nilai tinggi, y bisa saja dgn terus belajar, klu matematika dgn terus latihan. Saya di matematika bisa dapat nilai hampir sempurna bahkan sempurna dan bisa matematika sampai skrg juga bukan dgn cara curang tapi dgn latihan soal secara mandiri di rumah, klu alasannya bertanya ke teman klu tdk mengerti y jgn pas ujian, bisa saat latihan soal anda tanya km dapat darimana jawabannya ? Ingat jangan samakan bertanya sama menyontek (saat latihan bukan ujian klu ujian bertanya = nyontek) jadi tdk ada yg tdk mungkin utk mendapat nilai tinggi dgn cara benar kecuali utk org malas.

      Hapus
  2. Dunia ini seakan tidak adil, kejujuran hanya sebatas kata-kata, hasil akhir lebih dihargai dari pada perjuangan dan kejujuran, guru seakan menutup mata hanya melihat hasil akhir yang tinggi tanpa melihat kejujuranya, pengalaman yang saya rasakan dari sd sampai sma, kejujuran dan perjuangan saya mundur dikalahkan oleh orang yang besikap curang, dari sd bahkan sampai sma ini saya tidak pernah menang melawan orang yang besikap curang, karena guru lebih menghargai nilai yang tinggi dibandingkan kejujurannya, semoga prilaku jujur lebih dihargai dari pada nilai yang tinggi..

    BalasHapus
  3. Kak mau tanya , kan sekarang aku ujian, terus aku tuh punya grub temen temen gitu, nah pas temenku tau kalok nilaiku bagus bagus dia pada marah sambil bilang gini"kalok bisa tuh dhare jawaban jan pelit pelit" temnku bilamg kayak gitu semua bahkan akutuh mai dikeluarin dari grub,kalok menurut pendapat kakak gimana, aku merasa kayak dibully aja

    BalasHapus