Antara Gaji dan Kinerja dalam Mengajar
Semakin
banyaknya sekolah – sekolah yang ada di Indonesia membuat banyakanya orang yang ingin menjadi guru. Entah
guru SD ataupun guru – guru kebidangan lainnya. Selain guru honorer banyak juga
guru yang sudah menjadi
Pegawai Negeri Sipil atau PNS, hal ini membuktikan banyaknya sekolah yang ada
diindonesia. Namun upah atau gaji yang diterima oleh guru honerer atau yang
sudah PNS berbeda, guru yang sudah mendapatkan sertifikasi mendapatkan gaji
yang cukup besar dibandingkan guru honorer. Tapi apakah gaji yang mereka terima
sesuai dengan apa yang mereka kerjakan ? apakah sesuai dengan apa yang mereka
berikan kepada muridnya ?
Banyak
yang mengatakan menjadi seorang guru adalah pekerjaan yang sangat santai dan
bebas. Memang, karena selain waktunya yang di jam sesuai dengan mata
pelajarannya dan setiap tidak setiap haripun tidak harus kesekolah, karena
sudah ada jadwal pelajarannya yang tidak setiap hari pelajarannya itu – itu
saja. Tapi beberapa guru sekarang malah memanfaatkan kesempatan ini. Mereka
kadang menggunakan waktu mengajar mereka untuk keluar kelas, anak – anak hanya
disuruh membaca dan mengerjakan soal yang sudah ada di buku paket atau di LKS.
Jadi guru memberikan kesempatan anak – anak untuk bermain di waktu jam belajar.
Ini menguntungkan bagi para guru. Mereka hanya datang beberapa menit kekelas,
memberi tugas, lalu pergi keluar kelas. Kinerjanya tidak sebanding dengan gaji
yang mereka terima selama ini.
Lalu mengapa harus ada
sertifikasi jika kinerja
para guru saja masih seperti
itu? Dalam hal ini, memberikan keuntungan
kepada pihak – pihak guru yang jarang masuk kedalam kelas untuk
memberikan materi.
Akan tetapi, tidak semua guru di Indonesia seperti
itu, banyak guru-guru yang professional dalam mengajar, yang tidak hanya masuk
ke dalam kelas, siswa disuruh membaca, mengerjakan tugas, dan guru keluar kelas
mengobrol dengan guru lainnya.
Jika kita melihat guru honorer, apa yang mereka
kerjakan dengan gaji yang mereka terima juga tidak sebanding. Gaji guru honorer
di daerah Banten hanya 300-400ribu/perbulan. Untuk biaya transport saja mereka
masih kurang, belum lagi untuk kebutuhan lainnya. Terlebih, guru honorer
terkadang tidak diberikan gaji dengan tepat waktu, contohnya di pelosok Banten,
disana guru honorer mendapatkan gaji dari pemerintah setiap 3 bulan sekali. Entah
lambatnya dana yang turun dari pemerintah pusat atau lambatnya turun dari
pemerintah kabupaten/kota.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar