Rokok
menjadi Gaya Hidup Pelajar
Saya sering melihat atau bahkan
diantara kalian juga sering melihat, nampaknya sudah tak asing lagi dengan
tulisan “Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi,
gangguan kehamilan dan janin”. Tulisan tersebut adalah sebuah peringatan yang
terdapat pada bungkus rokok. Namun, bagi pecandu rokok, sepertinya kalimat
tersebut tidak begitu penting, sehingga mereka menghiraukan begitu saja dan
tetap melanjutkan kebiasaan merokoknya. Pengguna rokok pada saat ini bukan
hanya orang dewasa, remaja pun banyak yang sudah kecanduan rokok.
Merokok
adalah membakar tembakau yang telah dilinting dengan kertas, lalu menghisap
asapnya. Rokok sudah menjadi makanan sehari-hari dikalangan anak remaja,
dikarenakan rokok seperti sumber ketenangan, rokok juga menjadi gaya hidup
dikalangan pelajar.
Saya
pernah mewawancarai salah satu teman saya yang sangat pecandu rokok, ia
mengatakan “kalau ga ngerokok ga enak, mulut kerasa kecut, abis makan tuh
enaknya ngerokok apalagi ditemani dengan secangkir kopi”. Padahal, ia tahu
bahaya rokok, akan tetapi karena ia sudah kecanduan rokok, untuk tidak merokok
lagi itu rasanya sulit. Sebetulnya berhenti merokok itu mudah, jika didasari
dengan niat. Karena jika hanya dengan ucapan, tanpa niat dan perbuatan, maka
tidak akan ada hasilnya.
Kebiasaan merokok telah menjadi budaya di berbagai bangsa di belahan dunia. Dengan berbagai alasan orang merokok, di kalangan remaja merokok adalah faktor gengsi, gaya hidup, dan agar disebut “jagoan”, karena jika tidak merokok maka akan dijuluki banci. Inilah yang menjadi penyebab banyaknya pelajar yang memandang rokok sebagai gaya hidupnya. Bahkan, ada satu pepatah menarik yang digunakan sebagai pembenar atas kebiasaan merokok yaitu “ada ayam jago di atas genteng, tidak merokok tidak ganteng”.
Masa
remaja yaitu masa di mana terjadinya kelabilan jiwa karena telah memasuki fase
dari anak-anak menuju fase dewasa. Fenomena merokok dikalangan remaja sudah
tidak asing dilihat lagi. Dalam pikiran remaja, rokok merupakan lambang
kedewasaan. Sebagai seorang remaja mereka menggunakan berbagai cara agar
terlihat dewasa. Seperti halnya, remaja ingin mencoba melakukan apa yang sering
dilakukan oleh orang dewasa, dengan sembunyi-sembunyi remaja pria mencoba
merokok karena seringkali mereka melihat orang dewasa melakukannya. Mereka
merokok juga karena faktor lain, yaitu karna faktor solidaritas kelompok, dan
mau tidak mau mereka juga harus mengikuti apa yang dilakukan oleh teman
sekelompoknya.
Ada
beberapa faktor yang mendorong remaja untuk merokok, diantaranya yaitu :
1. Faktor
orang tua dan keluarga
Anak-anak yang memiliki
orang tua perokok, lebih rentan terpengaruh dan mencontoh perilaku orang
tuanya.
2. Faktor
teman
Banyak fakta yang
membuktikan, apabila remaja merokok, kemungkinan besar teman-temannya juga
perokok.
3. Faktor
kepribadian
Ada orang yang merokok
karena alasan hanya ingin tahu, dan hanya untuk mengusir rasa bosan.
4. Faktor
iklan
Iklan-iklan di media,
memberikan gambaran bahwa rokok adalah lambang kejantanan (laki banget). Sehingga
memicu remaja untuk berperilaku seperti yang dicontohkan di iklan tersebut.
5. Faktor
ekonomis
Harga rokok yang sangat terjangkau,
membuat remaja mudah untuk mencicipi rokok, begitu rokok menjadi bagian
hidupnya maka ia akan terus membeli rokok dan menajdi perokok berat.
Ada berbagai upaya untuk mengatasi
kebiasaan merokok, namun semuanya balik lagi ke niat diri masing-masing, siap
atau tidaknya menghilangkan kebiasaan merokok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar